Allah SWT telah memerintahkan Nabi-Nya di Ghadir Khum supaya memberikan ayat yang mulia ini kepada umat Muslimin. Ahli Tafsir Sunnah dan Syi'ah bersepakat bahwa ayat ini diturunkan di Ghadir Khum mengenai 'Ali AS untuk melaksanakan urusan Imamah. Itu merupakan nash bagi jabatan khalifah yang besar dan pimpinan agama yang mulia. Tidak akan meragukannya melainkan orang yang menuruti hawa nafsu atau karena fanatik kepada mazhab yang dianut.
Sikap tersebut adalah melanggar Qur'an dan mengingkari hadits-hadits Nabi SAWW yang mutawatir yang disepakati kesahihannya kecuali orang fanatik yang dikuasai oleh nafsu al-Ammarah. Dengan sikap itu dia akan binasa karena pengingkarannya terhadap dasar agama.
Al-'Allamah al-Sayyid al-'Abbas al-Kasyani menyatakan di dalam buku Masabih al-Jinan114 bahwa hari perayaan al-Ghadir adalah perayaan Allah yang besar dan perayaan Rasulullah serta Ahlu l-Bayt Muhammad SAWW. Itulah sebesar-besar perayaan dan semulia-mulia perayaan di sisi mereka. Yaitu hari di mana Rasulullah SAWW telah melantik 'Ali AS sebagai imam dan khalifah berikutnya dengan kehadiran dan disaksikan ribuan kaum Muslimin yang datang dari segenap pelosok dunia.
Ia telah memerintahkan mereka supaya membai'ahnya dan menyerahkan kepadanya urusan pemerintahan Mukminin. Peristiwa ini terjadi saat Haji Wada 'di suatu tempat bernama Ghadir Khum, tiga mil dari Juhfah dekat Rabigh setelah beliau kembali dari mengerjakan haji di antara Mekkah dan Madinah. Jibra'il datang kepada beliau untuk tujuan tersebut.
Nabi SAWW merasa takut untuk melanggar kaumnya belum siap, lalu ia berdoa: "Ya Tuhanku! Sesungguhnya kaumku masih baru dengan zaman Jahiliyyah. Apabila aku melakukan perintah ini, mereka akan berkata: Ia melakukannya kepada sepupunya.
Kemudian Jibra'il AS datang kepada kedua kali sekitar lima jam berlalunya siang dan berkata: Ya Muhammad! Sesungguhnya Allah menyampaikan salam kepada Anda dan berfirman : "Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepada kamu dari Tuhanmu (yaitu tentang 'Ali) dan jika kamu tidak melaksanakannya maka kamu tidak menyampaikan risalahnya."
Jumlah yang hadir saat itu melebihi seratus ribu orang. Jibra'il memberitahu Nabi SAWW supaya umat berhenti di tempat itu, dan menyatakan 'Ali sebagai khalifah mereka, dan menyampaikan kepada mereka bahwa sesungguhnya Allah SWT telah memeliharanya' Asamahu dari orang-orang. Sedangkan tiba di Ghadir Khum, azan berkumandang di langit dan shalat berjama'ah didirikan.
Di hari itu panas terik, jika daging dilemparkan ke tanah niscaya ia akan masak. Nabi SAWW menyuruh mereka supaya menyusun batu seperti mimbar kemudian diteduhi dengan kain di atasnya. Lalu beliau berdiri di atasnya sementara mereka berkumpul, ia memberi khutbahnya yang paling bersejarah, menguatkan suaranya supaya dapat didengar oleh seratus ribu lebih Muslimin yang datang dari setiap pelosok. Setelah memuji Allah, ia menyampaikan nasihat dan menyatakan kepada ummah pada semakin dekatnya wafat beliau seraya berkata: Aku telah dipanggil dan hampir aku menyahutinya dan denyut jantung hatiku kian memuncak di hadapan kalian.
"Kemudian beliau mengangkat tangan 'Ali AS sehingga orang ramai melihat keputihan ketiak Rasulullah SAWW sambil berkata: Wahai manusia! Tidakkah aku lebih aula dari diri kalian? Mereka menjawab: Ya Wahai Rasulullah (SAWW).
Ya Beliau bersabda: "Ya Tuhanku, siapa yang aku telah menjadi maulanya, maka 'Ali adalah maulanya." Tuhanku, cintailah mereka yang mewalikannya dan memusuhilah mereka yang sedang. Dan tolonglah orang yang menolongnya. Hinalah orang yang menghinanya. Murkailah orang yang memarahinya. Cintailah orang yang mencintainya. Muliakanlah orang yang memuliakannya.
Sesungguhnya Allah menyempurnakan bagi kalian agama kalian dengan wilayah dan imamahnya. Tidak membenci 'Ali kecuali orang yang celaka. Tidak mewalikan 'Ali kecuali orang yang bertaqwa. Wahai manusia, janganlah kalian kembali sesudahku dalam keadaan kafir, bunuh membunuh sesama kalian. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua hal yang beharga jika kalian berpegang teguh kepadanya, kalian tidak akan sesat selama-lamanya : Kitab Allah dan Itrah Ahlu l-Baitku. Keduanya tidak akan berpisah sehingga kedua-duanya dikembalikan di Haudh.
Wahai manusia! Telah sesat kebanyakan orang-orang yang terdahulu. Akulah Sirat al-Mustaqim di mana Allah telah memerintahkan kalian agar berjalan di atasnya untuk mendapat petunjuknya. Ali sesudahku, kemudian Hasan, Husain dan sembilan (manusia) imam dari keturunannya yang menunjuk kebenaran. Sesungguhnya aku telah menjelaskan kepada kalian dan memahamkan kalian. Dan inilah 'Ali yang akan memahamkan kalian sesudahku.
Sesungguhnya aku menyeru kalian agar berjabat tanganku sebagai tanda membai'ahnya dan memperakuinya. Sesungguhnya aku telah membai'ah Allah dan 'Ali . Sesungguhnya bai'ah kalian kepadanya adalah dari Allah. Justru itu barang siapa yang mengingkari bai'ahnya maka dia sesungguhnya mengingkari dirinya sendiri. Dan barang siapa yang menepati apa yang telah dijanjikan Allah SWT maka Dia akan memberi ganjaran yang besar. "
Tiba-tiba 'Umar bin al-Khattab berkata kepada' Ali : Selamat kepada Anda wahai anak lelaki Abu Talib. Anda adalah maulaku dan maula setiap Mukmin dan mukminat. Di dalam riwayat yang lain pula Umar berkata: Selamat bahagia untuk Anda wahai 'Ali.
Abu Sa'id al-Khudri berkata: Pada masa itu kami belum pulang sehingga turunnya ayat ikmalu d-Din (Surah al-Maidah (5): 3) yang berarti: "Pada hari ini telahku sempurnakan bagimu agamamu, dan telahku cukupkan kepadamu nikmatKu , dan telahku redha Islam itu agamamu. "
Nabi bersabda : Allahu Akbar karena (Allah telah) menyempurnakan agama, menyempurnakan nikmat dan keridhaan Tuhan dengan Risalahku dan dengan Wilayah 'Ali AS sesudahku.
Discussion Board : http://www.facebook.com/topic.php?topic=251&uid=143672432321311#!/topic.php?uid=143672432321311&topic=251
0 comments:
Posting Komentar