Sampai berita ini diturunkan belum ada korban jiwa akibat letusan ini. Namun demikian letusan Gunung Sinabung yang sejak tahun 1600 silam belum tercatat meletus, membuat warga disekitar lereng gunung tersebut enggan untuk kembali ke rumahnya. Masyarakat juga menyesalkan informasi dari BMKG yang sebelumnya menyatakan Gunung Sinabung masih aman dan belum membahayakan, sehingga masyarakat yang sehari sebelumnya telah mengungsi ada yang sudah kembali ke rumah, namun langsung dikejutkan dengan terjadinya letusan itu.
Gejala erupsi Gunung Sinabung diperkirakan mendekati akhir dengan letusan terbesar dan terkuat semenjak 29 Agustus 2010. Letusan yang diikuti asap tebal dan semburan abu setinggi 3000 m ini gemuruh dan getarannya terdengar dan terasa hingga radius 8 km. Setelah letusan ini, kubah lava munncul di tengah kawah yang biasa disebut kubah penutup yang diharapkan akan mengakhiri erupsi berkelanjutan yang terjadi di gunung di sumatera utara ini. Meski dianalisa sebagai letusan terakhir, tidak mengurangi status ’awas’ di kaki gunung Sinabung.
Ribuan masyarakat Karo yang tinggal di dekat Gunung Sinabung mengungsi mulai hari Minggu, 29 Agustus 2010, menyusul terjadinya musibah meletusnya gunung tersebut. Gunung Sinabung dilaporkan memuntahkan lava dan debu panas tidak lama setelah tengah malam waktu setempat. Asap dan debu panas terlempar sejauh 1500 meter ke udara. Para saksi menyebutkan bahwa lava dapat dilihat dari berbagai arah sampai sejauh berkilo-kilometer.
Gunung Sinabung yang terletak sekitar 40 mil di barat daya kota Medan ini tercatat sebagai gunung berapi yang aktif bersama Gunung Sibayak yang berada di dekatnya. Meskipun demikian, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Triadi Sardono, aktivitas Gunung Sinabung tidak banyak diketahui oleh karena gunung ini tidak pernah meletus sejak tahun 1600.
Pada hari Senin, 30 Agustus dini hari, kembali Gunung Sinabung meletuskan laharnya dengan intensitas yang lebih besar. Musibah ini menjadikan sekitar 19000 jiwa mengungsi ke posko Kaban Jahe. Selain satu orang meninggal akibat komplikasi pernapasan, terdapat pula sekitar 47 orang pengungsi yang mengeluh sakit karena abu panas letusan gunung dan dinginnya cuaca.
0 comments:
Posting Komentar