kulo-Tech Headline Animator

Sabtu, 28 Agustus 2010

Hujan Buatan Atau Modifikasi Cuaca?

Pernah mendengar hujan buatan? Wah apakah itu berarti kita manusia sudah bisa “membuat” hujan sendiri? Bagaimana caranya? Apakah dengan “menyemprotkan” air dari pesawat terbang? Berapa banyak air yang di”terbangkan”? Kenapa diperlukan hujan buatan?
http://www.ingatolip.com/wp-content/uploads/2009/11/rain.jpg
Sejarah Hujan buatan di dunia dimulai  pada tahun 1946 oleh penemunya Vincent Schaefer dan Irving Langmuir, dilanjutkan setahun kemudian 1947 oleh Bernard Vonnegut.
Yang sebenarnya dilakukan oleh manusia adalah menciptakan peluang hujan dan “mempercepat” terjadinya hujan. Nama yang digunakan sebagai upaya “membuat hujan” adalah menjadi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) .

image_preview

Di Sekolah kamu tentu tahu tentang proses terjadinya hujan kan? Yaitu dikenal dengan siklus hidrologi, ada penguapan air, pembentukan awan, dan turun menjadi hujan.
Nah yang dilakukan oleh manusia pada TMC, adalah “mempengaruhi” proses yang terjadi di awan sebagai “dapur” pembuat hujan. Sehingga mempercepat peluang terjadinya hujan.

Bahan untuk “mempengaruhi” proses yang terjadi di awan terdiri dari dua jenis yaitu
  1. Bahan untuk “membentuk” es, dikenal dengan glasiogenik, berupa Perak Iodida (AgI)
  2. Bahan untuk “menggabungkan” butir-butir air di awan, dikenal dengan higroskopis, berupa garam dapur atau Natrium Chlorida (NaCl), atau CaCl2 dan Urea.
hal14

Bahan-bahan ini “disebar” dengan bantuan Pesawat terbang, Roket, dan disebar dari daerah tinggi (misal : puncak gunung). Penyebaran bahan “bibit hujan” tadi, harus memperhatikan kondisi yang akurat tentang arah angin, kelembaban dan tekanan udara, peluang terjadinya awan. Kerap terjadi, bahan-bahan yang sudah “disebar” tadi tidak menghasilkan hujan, justru “hilang” begitu saja.
Di Indonesia, upaya “hujan buatan” ini diperlukan untuk :
  1. Antisipasi Ketersediaan Air, misal pengisian waduk, danau, untuk keperluan air bersih, irigasi, pembangkit listrik (PLTA)
  2. Antisipasi Kebakaran hutan/lahan, kabut asap
Nah jika hujan tiba, dapatkah kamu menduga-duga, apakah ini hasil “hujan buatan” atau bukan ?. Oh ya kualitas air “hujan buatan” tidak terlalu berbeda dengan “hujan asli” lho, kamu tidak perlu khuatir air hujan nya berasa “asin” atau berbau.

Sumber :
b0cah.org

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Subscribe Via Email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Iklan Mobil Iklan Properti

About Me

kulo-Tech
kulo-Tech Blog menyajikan berbagai informasi terkini dan menyediakan fitur-fitur yg tersedia. Berbagai tutorial telah tersedia disini agar menambah wawasan kita. Blog pribadi kini menjadi blog community dan sebagai layanan media promo bisnis yg telah kami sediakan. Terimakasih pada teman-teman yg telah mendukung dan pihak-pihak yg telah berpartisipasi atas perkembangan kulo-Tech ini. Mohon kritik dan saran
Lihat profil lengkapku